Pada Kamis, 15 Agustus 2024, Kementerian Agama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaborasi mengadakan sosialisasi parenting yang bertema “Peran Orang Tua dalam Membangun Karakter Anak yang Tangguh dalam Era Digital: Strategi Efektif Menghadapi Tantangan Teknologi”. Acara ini dilangsungkan di Aula Kelas SD Negeri Krambilsawit, Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, dan ditujukan kepada para wali murid SD Negeri Krambilsawit.
Kegiatan ini dipimpin oleh Ibu Tri Murtiah, Kepala Sekolah SD Negeri Krambilsawit, dengan dukungan 10 mahasiswa-mahasiswi KKN Kolaborasi sebagai panitia pelaksana. Sebanyak 50 wali murid turut hadir dalam acara ini, yang juga menghadirkan narasumber Dewonggo Mursito Wishnu Murti, S.Psi dari Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Gunungkidul.
Dalam sambutannya, Ibu Tri Murtiah menekankan pentingnya pengasuhan yang baik dan berdampak positif bagi tumbuh kembang anak, terutama di era digital saat ini. Ia menyoroti fenomena kecanduan gadget yang semakin sering ditemui pada anak-anak, yang dapat mengurangi kualitas interaksi antara anak dan orang tua. Oleh karena itu, sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan wawasan tambahan kepada orang tua mengenai cara yang efektif dalam menghadapi tantangan teknologi dalam pengasuhan.
Narasumber, Dewonggo Mursito, memaparkan materi tentang pengertian anak dan orang tua, dasar hukum dalam penguatan keluarga, serta berbagai fenomena terkait penggunaan gadget. Ia berharap para wali murid dapat lebih memahami kondisi yang dihadapi anak-anak saat ini, termasuk risiko dan manfaat dari teknologi digital.
Selain itu, Dewonggo juga menekankan pentingnya orang tua untuk memiliki keterampilan komunikasi yang baik, pembagian peran yang setara antara ayah dan ibu, serta pemahaman yang lebih dalam mengenai tumbuh kembang dan karakter anak. Hal ini dianggap penting untuk membantu orang tua merespons perubahan yang terjadi pada anak dengan lebih tepat. Dewonggo juga mengingatkan pentingnya melindungi anak dengan berbagai cara, termasuk penggunaan aplikasi dan konten yang ramah anak serta pendampingan saat anak mengakses internet.
Acara ini diakhiri dengan sesi tanya jawab, di mana empat wali murid mengajukan pertanyaan terkait penanganan anak dengan karakter yang labil secara emosional, seperti tantrum, marah, dan menangis. Narasumber menekankan bahwa emosi-emosi ini adalah bagian dari kehidupan anak, dan penting bagi orang tua untuk menerima dan mengamati hal tersebut serta meningkatkan komunikasi dengan anak.
Sosialisasi parenting ini diharapkan dapat memberikan panduan dan dukungan bagi para orang tua dalam membangun karakter anak yang tangguh di era digital yang penuh tantangan ini.