Dalam rangka menumbuhkan kesadaran dan melindungi anak-anak dari praktik perkawinan usia dini, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DINSOSPPPA) Kabupaten Gunungkidul menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Pencegahan Perkawinan Anak pada Rabu, 18 Juni 2025, bertempat di SMP Negeri 2 Tanjungsari.
Kegiatan ini dihadiri oleh 30 peserta dari siswa/siswi kelas 7 dan 8, serta dibuka oleh Kepala Sekolah SMPN 2 Tanjungsari, Ibu Nurhayati, M.Pd, bersama dengan Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DINSOSPPPA, serta menghadirkan narasumber dari SOS Children’s Village Yogyakarta, Ibu Ari Indarti.
Dalam sambutannya, Ibu Nurhayati menyampaikan apresiasi atas kehadiran tim DINSOSPPPA Gunungkidul. Ia menekankan pentingnya kegiatan ini untuk membuka wawasan peserta didik agar tidak menjadi korban maupun pelaku dalam praktik perkawinan usia anak.
“Kalian hadir di sini bukan untuk dinasihati, tapi untuk menjadi agen perubahan yang akan membawa dampak positif bagi lingkungan sekitar,” ujarnya kepada para siswa.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menekankan bahwa anak-anak merupakan tanggung jawab bersama, baik oleh keluarga, sekolah, masyarakat, hingga pemerintah. Beliau juga menyoroti pentingnya menjaga sikap dan pergaulan, serta membangun lingkungan sekolah yang aman, ramah, dan bebas dari bullying.
“Kalian semua adalah perwakilan dari kelas dan teman-temanmu. Kami hadir untuk melindungi dan memastikan kalian tumbuh dalam lingkungan yang baik,” pesannya.
Dalam paparan utamanya, Ibu Ari Indarti menyampaikan sejumlah data dan fakta yang menggugah, di antaranya bahwa 2 dari 3 anak di Indonesia pernah mengalami bentuk kekerasan, baik secara fisik, emosional, maupun penelantaran. Ia juga mengajak peserta untuk lebih berhati-hati dalam berinteraksi, terutama dalam pergaulan dan penggunaan waktu luang.
“Jika kalian merasa tidak nyaman atau mengalami kekerasan, jangan dipendam sendiri. Ceritakan kepada orang tua, guru, sahabat, atau pihak berwenang. Komunikasi adalah kunci,” ujar Ibu Ari.
Ia juga mendorong siswa untuk aktif dalam organisasi sekolah, kegiatan positif bersama keluarga, serta mengeksplorasi minat dan bakat sebagai alternatif sehat dari pergaulan yang tidak sehat. Tujuannya adalah membangun kepercayaan diri, memperluas wawasan, serta melatih kepemimpinan sejak dini.
Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab dan penutupan oleh panitia. DINSOSPPPA Gunungkidul berharap kegiatan serupa dapat terus digelar secara rutin untuk mendorong terciptanya lingkungan pendidikan yang aman, inklusif, dan ramah anak, serta mencegah terjadinya perkawinan usia anak di wilayah Kabupaten Gunungkidul.