Pada hari Senin, 29 Juli 2024, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Gunungkidul mengadakan kegiatan Pelatihan POKIR (Program Kelompok Informasi dan Komunikasi) di Balai Padukuhan Karangasem, Kalurahan Karangasem, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Acara ini dipimpin oleh Ibu Murniasih S.IP, Kepala Seksi Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Gunungkidul, dengan dukungan dari pemerintah setempat yang diwakili oleh Bapak Parimin, Lurah Karangasem, serta dihadiri oleh narasumber Ibu Bertha Kustariningsih, SE., yang merupakan Pendamping Desa Prima. Pelatihan ini diikuti oleh 25 peserta dari kelompok ibu-ibu POKIR.
Dalam sambutannya, Bapak Parimin menyampaikan harapannya agar ibu-ibu peserta pelatihan dapat memanfaatkan kegiatan ini sebagai sarana pemberdayaan rumah tangga. Beliau menekankan pentingnya belajar dari keberhasilan Sambipitu yang bolunya sudah terkenal luas, dan mendorong pengembangan produk unggulan Karangasem, seperti jamu, yang meskipun membutuhkan waktu 1-2 tahun untuk berkembang, hasilnya akan sangat baik jika ditekuni dengan serius. Bapak Parimin juga mencontohkan kesuksesan batik eco print yang telah menerima banyak pesanan, yang secara bertahap meningkatkan perekonomian lokal.
Ibu Murniasih, dalam sambutannya, merencanakan produksi muffin dan bolu kelapa mengingat kelapa adalah komoditas yang banyak tersedia di Karangasem. Beliau berharap produk ini bisa semakin maju dan menjadi bagian dari kelompok Desa Prima, yang sudah memiliki potensi wisata di daerah tersebut. Ibu Murniasih juga menekankan pentingnya kehadiran peserta selama dua hari pelatihan untuk meningkatkan ekonomi ibu-ibu.
Ibu Bertha Kustariningsih, selaku narasumber, memaparkan pengalaman desa-desa Prima sejak 2008. Meskipun ada desa yang masih belum aktif, seperti Desa Putat yang mampu bertahan dan terus menerima pelatihan, penting untuk menikmati proses dan menerima setiap kritikan untuk meningkatkan kualitas produk. Produk seperti bolu kelapa, misalnya, harus dinikmati proses pembuatannya serta dipasarkan dengan baik. Kendala pemasaran sering kali terletak pada konsep produk, harga, tempat, promosi, dan sumber daya manusia. Beliau juga menekankan pentingnya bundling produk sebagai paket penjualan.
Dalam sesi tanya jawab, para peserta menanyakan tips dan trik memasarkan dagangan saat musim hujan. Ibu Bertha menjawab bahwa minyak goreng yang digunakan harus berkualitas tinggi dengan lemak rendah, meski harganya lebih mahal. Produk seperti risoles harus digoreng hingga benar-benar kering untuk menghindari tengik. Beliau juga memperingatkan agar tidak menggunakan plastik saat menggoreng karena dapat memicu kanker. Untuk mengeringkan keripik, jika alat spinner rusak, bisa menggunakan lodong besar yang dilapisi tisu tebal. Penyimpanan produk juga perlu diperhatikan untuk mencegah keracunan.
Selain itu, tantangan yang dihadapi adalah membangun kepercayaan diri peserta yang kebanyakan lansia. Meskipun Bu Lurah sudah berusaha membangun kepercayaan diri tersebut, masih diperlukan lebih banyak usaha untuk mengatasi tantangan ini.
Pelatihan POKIR hari pertama ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan keterampilan baru bagi para ibu-ibu di Karangasem, sehingga mereka dapat lebih mandiri dan berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian keluarga dan desa.